
Tawaf Sunnah Panduan Lengkap Ibadah Penuh Berkah
October 8, 2025
Doa akhir Ramadhan sesuai sunnah amalan mustajab
October 8, 2025Doa ketika angin kencang sesuai sunnah merupakan panduan spiritual bagi seorang Muslim dalam menghadapi fenomena alam yang terkadang menimbulkan kekhawatiran. Angin kencang, sebagai salah satu manifestasi kebesaran Allah SWT, seringkali menjadi pengingat akan kerapuhan manusia dan urgensi untuk senantiasa berserah diri kepada-Nya. Dalam Islam, setiap kejadian alam adalah tanda-tanda kekuasaan Ilahi yang mendorong umat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Ajaran Rasulullah SAW memberikan teladan nyata tentang bagaimana menyikapi perubahan cuaca ekstrem ini, bukan dengan kepanikan, melainkan dengan ketenangan dan ketauhidan. Melalui doa, seorang Muslim tidak hanya memohon perlindungan, tetapi juga meneguhkan keyakinan bahwa segala sesuatu bergerak atas izin-Nya. Dengan memahami makna, lafaz, serta adab-adab yang menyertainya, umat Muslim dapat mengubah momen ketakutan menjadi kesempatan untuk memperkuat iman dan meraih ketenangan jiwa.
Makna dan Urgensi Berdoa saat Angin Kencang dalam Islam

Dalam ajaran Islam, setiap fenomena alam, termasuk angin kencang, adalah manifestasi dari kekuasaan dan kehendak Allah SWT. Kejadian-kejadian seperti ini mengingatkan kita akan kebesaran-Nya dan keterbatasan manusia. Oleh karena itu, merespons perubahan cuaca ekstrem dengan doa bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk pengakuan akan ketauhidan, bahwa hanya kepada Allah-lah segala sesuatu kembali dan hanya Dia yang mampu memberikan perlindungan serta ketenangan.
Ketauhidan dalam Menghadapi Fenomena Alam
Konsep ketauhidan, yaitu mengesakan Allah SWT, menjadi fondasi utama bagi seorang Muslim dalam menyikapi segala peristiwa di alam semesta. Angin kencang, badai, atau bencana alam lainnya bukanlah kejadian acak, melainkan bagian dari ketetapan dan takdir Ilahi. Keyakinan ini menumbuhkan kesadaran bahwa setiap hembusan angin, sekencang apa pun, berada dalam genggaman kekuasaan Allah. Dengan memahami hal ini, hati seorang Muslim akan tertuju pada Sang Pencipta, memohon perlindungan dan keselamatan, serta berserah diri sepenuhnya atas segala kehendak-Nya.
Ini adalah wujud nyata dari iman yang kokoh, yang melihat setiap kejadian sebagai pengingat untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
Teladan Rasulullah SAW dalam Merespons Angin Kencang
Rasulullah SAW senantiasa memberikan teladan terbaik dalam setiap aspek kehidupan, termasuk bagaimana menghadapi perubahan cuaca yang ekstrem. Beliau tidak menunjukkan rasa takut atau panik, melainkan justru memperbanyak doa dan zikir kepada Allah SWT. Respons spiritual beliau adalah dengan memohon kebaikan dari angin tersebut dan berlindung dari keburukannya, mengajarkan umatnya untuk selalu mencari perlindungan kepada Sang Pencipta. Hal ini tercermin dalam beberapa riwayat, di mana beliau berdoa agar angin tersebut membawa manfaat dan bukan malapetaka.
“Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah meriwayatkan, ‘Apabila Rasulullah SAW melihat angin kencang, beliau berdoa: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan yang diutus bersamanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada padanya, dan kejahatan yang diutus bersamanya.’ (HR. Muslim).”
Doa ini menunjukkan pentingnya kesadaran spiritual dan tawakal penuh kepada Allah dalam menghadapi segala kondisi alam. Ini bukan hanya tentang memohon perlindungan fisik, tetapi juga ketenangan batin dan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya.
Hikmah dan Manfaat Spiritual Doa saat Angin Kencang
Membiasakan diri memanjatkan doa saat angin kencang memiliki beragam hikmah dan manfaat spiritual yang mendalam bagi seorang Muslim. Praktik ini bukan sekadar tindakan lisan, melainkan sebuah refleksi dari kedalaman iman dan pemahaman akan hubungan manusia dengan Penciptanya. Berikut adalah beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diperoleh:
- Meningkatkan Ketauhidan: Menguatkan keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk fenomena alam.
- Menumbuhkan Ketenangan Hati: Doa menjadi sarana untuk menenangkan jiwa dari rasa cemas dan takut, karena yakin ada Dzat yang Maha Melindungi.
- Mengingat Keterbatasan Diri: Menyadarkan manusia akan kelemahan dan keterbatasannya di hadapan kekuatan alam yang diciptakan Allah.
- Mempererat Hubungan dengan Allah: Menjadi momen introspeksi dan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui munajat dan permohonan.
- Mendapatkan Pahala: Setiap doa yang dipanjatkan dengan ikhlas akan dicatat sebagai amal kebaikan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
- Mewujudkan Rasa Syukur: Doa juga bisa menjadi bentuk syukur atas nikmat keamanan dan keselamatan yang seringkali terlupakan.
- Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW: Meneladani praktik dan ajaran Rasulullah SAW dalam menghadapi berbagai situasi, termasuk cuaca ekstrem.
Ketenangan Hati Seorang Muslim di Tengah Badai, Doa ketika angin kencang sesuai sunnah
Bayangkanlah seorang Muslim yang berdiri di ambang jendela, di tengah gema angin kencang yang menderu dan dedaunan yang bergemuruh. Alih-alih ekspresi ketakutan atau kecemasan, wajahnya justru memancarkan ketenangan yang luar biasa. Matanya terpejam sejenak, bibirnya bergerak lirih melafalkan doa-doa perlindungan yang diajarkan Rasulullah SAW. Ada kedamaian yang terpancar dari raut wajahnya, seolah badai di luar tidak mampu menggoyahkan benteng keyakinan di dalam hatinya.
Lingkungan di sekitarnya mungkin bergejolak, namun di dalam dirinya, terdapat ketenteraman yang berasal dari kepasrahan total kepada Allah SWT. Dia memahami bahwa angin ini adalah salah satu tanda kebesaran Allah, dan dengan doa, ia mencari perlindungan dan kebaikan dari-Nya, sepenuhnya yakin bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Ilahi. Ketenangan ini bukanlah karena ia kebal dari bahaya, melainkan karena ia menempatkan harapannya sepenuhnya pada Dzat Yang Maha Melindungi.
Ketika angin kencang melanda, membaca doa sesuai sunnah adalah anjuran mulia bagi umat Muslim. Penting untuk memahami bahwa praktik semacam ini, termasuk kategori amalan sunnah ghairu muakkad , yang tetap membawa kebaikan serta pahala meskipun tidak diwajibkan. Jadi, jangan lupakan doa ketika angin kencang untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari-Nya.
Lafaz Doa Angin Kencang yang Sesuai Tuntunan Nabi

Dalam menghadapi fenomena alam seperti angin kencang, Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa kembali kepada Allah SWT melalui doa. Doa bukan sekadar permohonan, melainkan wujud kepasrahan dan pengakuan akan kekuasaan-Nya. Rasulullah ﷺ telah mencontohkan lafaz doa khusus yang bisa diamalkan ketika angin bertiup kencang, mengajarkan kita untuk mencari kebaikan dan perlindungan dari keburukan yang mungkin menyertainya.
Mengamalkan doa ini merupakan bentuk ketaatan terhadap sunnah Nabi, sekaligus upaya menenangkan hati di tengah ketidakpastian alam. Lafaz doa yang diajarkan Rasulullah ini menjadi panduan bagi seorang Muslim untuk menyikapi setiap kejadian dengan penuh kesadaran dan keimanan, mengarahkan fokus pada Dzat yang Maha Mengatur segala sesuatu.
Lafaz Doa Angin Kencang
Berikut adalah lafaz doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ ketika angin bertiup kencang, lengkap dengan teks Arab, transliterasi Latin, dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Doa ini merupakan permohonan akan kebaikan dan perlindungan dari keburukan yang dibawa oleh angin.
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
Transliterasi Latin: “Allahumma inni as’aluka khairaha, wa khaira ma fiha, wa khaira ma ursilat bih. Wa a’udzubika min syarriha, wa syarri ma fiha, wa syarri ma ursilat bih.”
Terjemahan Bahasa Indonesia: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan apa yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang ada di dalamnya, dan keburukan apa yang dibawanya.”
Analisis Lafaz Doa, Sumber Hadis, dan Maknanya
Untuk memahami lebih dalam setiap bagian dari doa angin kencang ini, tabel berikut menyajikan rincian lafaz, sumber hadis yang meriwayatkannya, serta makna singkat dari setiap permohonan yang terkandung di dalamnya. Ini membantu kita menginternalisasi makna doa dengan lebih baik.
| Lafaz Doa (Bagian) | Sumber Hadis | Makna Singkat | 
|---|---|---|
| اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا | HR. Muslim (no. 899), Tirmidzi (no. 3449), dll. | Ya Allah, aku memohon kebaikan angin ini. | 
| وَخَيْرَ مَا فِيْهَا | HR. Muslim (no. 899), Tirmidzi (no. 3449), dll. | Dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. | 
| وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ | HR. Muslim (no. 899), Tirmidzi (no. 3449), dll. | Dan kebaikan apa yang dibawanya/diutus dengannya. | 
| وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا | HR. Muslim (no. 899), Tirmidzi (no. 3449), dll. | Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini. | 
| وَشَرِّ مَا فِيْهَا | HR. Muslim (no. 899), Tirmidzi (no. 3449), dll. | Dan keburukan apa yang ada di dalamnya. | 
| وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ | HR. Muslim (no. 899), Tirmidzi (no. 3449), dll. | Dan keburukan apa yang dibawanya/diutus dengannya. | 
Konteks Historis dan Periwayatan Hadis Doa Angin Kencang
Hadis tentang doa angin kencang ini memiliki konteks historis yang menunjukkan kepedulian Nabi Muhammad ﷺ terhadap fenomena alam dan ajarannya kepada umat untuk senantiasa berserah diri kepada Allah. Diriwayatkan bahwa ketika angin bertiup kencang, Nabi ﷺ akan menunjukkan kekhawatiran dan memanjatkan doa ini, sebagai bentuk pengajaran bahwa angin, meskipun tampak sebagai kekuatan alam biasa, adalah bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat membawa rahmat maupun azab.
Periwayatan hadis ini banyak ditemukan dalam kitab-kitab hadis induk, salah satunya adalah Shahih Muslim, yang diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha. Keotentikan sanad hadis ini sangat terjamin, mengingat Shahih Muslim adalah salah satu dari dua kitab paling sahih setelah Al-Qur’an. Para ulama hadis, termasuk Imam Muslim, telah melakukan verifikasi ketat terhadap setiap perawi dalam sanadnya, memastikan integritas, kejujuran, dan daya ingat mereka.
Proses ini melibatkan penelitian mendalam terhadap biografi perawi, pertemuan mereka, serta konsistensi riwayat. Kehati-hatian dalam periwayatan ini memberikan keyakinan penuh akan keabsahan dan keotentikan doa ini sebagai tuntunan langsung dari Nabi ﷺ.
Anjuran Ulama dan Dampaknya pada Jiwa Muslim
Para ulama sepanjang sejarah Islam telah menekankan pentingnya mengamalkan doa ini saat angin kencang. Mereka melihatnya bukan hanya sebagai permohonan lisan, tetapi sebagai manifestasi dari keyakinan mendalam seorang Muslim terhadap takdir dan kekuasaan Allah. Mengamalkan doa ini memiliki dampak spiritual yang signifikan terhadap jiwa.
“Imam An-Nawawi, dalam syarahnya terhadap Shahih Muslim, menjelaskan bahwa doa ini adalah penyerahan diri seorang hamba sepenuhnya kepada kehendak Allah. Dengan melafazkan doa ini, seorang Muslim tidak hanya memohon perlindungan fisik, tetapi juga menanamkan ketenangan dalam jiwa, menyadari bahwa segala fenomena alam berada dalam kendali Ilahi. Ini menguatkan tauhid dan menghilangkan rasa takut yang berlebihan, menggantinya dengan keyakinan penuh pada Rahmat dan Kuasa-Nya. Doa ini mengingatkan kita bahwa angin adalah tentara Allah, yang bisa menjadi rahmat atau musibah sesuai kehendak-Nya.”
Kutipan ini menyoroti bagaimana doa tersebut berfungsi sebagai pengingat akan keesaan Allah dan pengatur segala sesuatu. Dampaknya pada jiwa seorang Muslim adalah menumbuhkan rasa tawakal (berserah diri), mengurangi kecemasan, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta. Di tengah gejolak alam, hati menjadi lebih tenang karena yakin bahwa ada kekuatan yang jauh lebih besar yang mengendalikan segalanya, dan kepada-Nya lah segala permohonan dan perlindungan dipanjatkan.
Adab dan Sikap Muslim Menghadapi Fenomena Angin Kencang

Ketika angin kencang melanda, seorang Muslim tidak hanya dianjurkan untuk memanjatkan doa, tetapi juga untuk menunjukkan adab dan sikap yang sesuai dengan ajaran Islam. Fenomena alam ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT yang seyogianya menyadarkan manusia akan keterbatasan dan kekuasaan-Nya. Dengan demikian, respons seorang Muslim terhadap angin kencang adalah perpaduan antara ketaatan spiritual, kesabaran, dan refleksi diri.
Adab Seorang Muslim Saat Menghadapi Angin Kencang
Menghadapi angin kencang memerlukan sikap hati yang tenang dan penuh kesadaran akan kehendak Allah. Selain berdoa, ada beberapa adab penting yang dapat dilakukan seorang Muslim untuk menunjukkan ketawakalan dan keimanan.
- 
Bertaqafur (Merenung dan Mengambil Pelajaran): Angin kencang adalah pengingat akan kekuasaan Allah yang tak terbatas. Seorang Muslim dianjurkan untuk merenungkan kebesaran pencipta alam semesta, menyadari bahwa setiap kejadian adalah bagian dari takdir-Nya, dan mengambil pelajaran dari setiap fenomena yang terjadi. Ini adalah kesempatan untuk introspeksi diri dan memperbaharui komitmen spiritual. 
- 
Bersabar dan Bertawakal: Musibah angin kencang, terutama yang menimbulkan kerusakan, adalah ujian kesabaran. Seorang Muslim harus menerima takdir Allah dengan lapang dada, bersabar atas segala kesulitan yang menimpa, dan menyerahkan sepenuhnya segala urusan kepada Allah SWT. Keyakinan bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya menjadi landasan kekuatan dalam menghadapi situasi sulit. 
- 
Meningkatkan Kebaikan dan Memohon Ampunan: Di tengah ketidakpastian yang dibawa oleh angin kencang, memperbanyak istighfar (memohon ampunan) dan sedekah (berbagi) adalah bentuk adab yang mulia. Hal ini mencerminkan pengakuan akan dosa-dosa dan harapan akan rahmat Allah, sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap sesama yang mungkin terdampak. 
- 
Mencari Perlindungan dan Melakukan Tindakan Pencegahan: Meskipun bertawakal, Islam juga mengajarkan untuk berikhtiar. Mencari tempat berlindung yang aman, menjauh dari potensi bahaya seperti pohon tumbang atau bangunan rapuh, serta memastikan keamanan keluarga adalah bagian dari ikhtiar yang tidak boleh diabaikan. Ini adalah keseimbangan antara keyakinan dan tindakan rasional. 
Meneladani Sikap Rasulullah SAW dalam Menghadapi Bencana Alam
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam menghadapi fenomena alam yang menakutkan. Sikap beliau selalu mencerminkan ketenangan, keyakinan yang teguh kepada Allah, dan kepedulian terhadap umatnya. Ketika angin kencang berhembus, Rasulullah SAW tidak panik, melainkan segera menghadap kiblat dan memanjatkan doa. Beliau memahami bahwa angin adalah tentara Allah yang dapat membawa rahmat atau azab, sehingga respons yang paling utama adalah kembali kepada-Nya.
Sebagai contoh konkret, suatu ketika Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, ketika melihat awan mendung atau angin kencang, wajahnya akan berubah. Beliau akan mondar-mandir dan terlihat gelisah, kemudian berdoa kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa beliau sangat peduli dan khawatir akan kemungkinan datangnya azab, namun kekhawatiran itu selalu diiringi dengan tindakan spiritual berupa doa dan permohonan. Beliau tidak hanya pasrah, tetapi juga proaktif dalam memohon perlindungan dan kebaikan dari Allah, sekaligus mengingatkan para sahabat untuk melakukan hal yang sama.
Menanamkan Keyakinan dan Tawakal pada Anak-anak Saat Fenomena Alam
Fenomena alam yang menakutkan seperti angin kencang dapat menimbulkan kecemasan pada anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menanamkan keyakinan dan tawakal kepada Allah sejak dini dengan cara yang menenangkan dan mudah dipahami.
- 
Menjelaskan Kekuasaan Allah dengan Bahasa Sederhana: Ajarkan anak bahwa angin kencang adalah ciptaan Allah, sama seperti hujan, matahari, dan bulan. Jelaskan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Dia akan selalu melindungi hamba-Nya yang beriman. Saat angin kencang melanda, kita dianjurkan memanjatkan doa sesuai sunnah Nabi, memohon perlindungan dan kebaikan. Semangat berbagi serta kepedulian pun bisa kita wujudkan dalam berbagai bentuk, misalnya melalui program sedekah sampah yang tak hanya membersihkan lingkungan tapi juga bernilai pahala. Tindakan baik ini, seperti halnya doa, adalah bentuk ikhtiar dan tawakal kita kepada Sang Pencipta. 
- 
Membimbing untuk Berdoa Bersama: Ajak anak-anak untuk membaca doa ketika angin kencang bersama-sama. Hal ini tidak hanya mengajarkan mereka lafaz doa, tetapi juga memberikan rasa aman karena mereka merasa dilindungi oleh Allah dan orang tua mereka. 
- 
Menunjukkan Ketenangan dan Kepercayaan Diri: Orang tua adalah cerminan bagi anak-anak. Jika orang tua menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri di tengah situasi menakutkan, anak-anak cenderung akan merasa lebih aman dan meniru sikap tersebut. 
- 
Mengajarkan Pentingnya Bersabar dan Berikhtiar: Setelah berdoa, ajarkan anak untuk bersabar dan melakukan hal-hal yang aman, seperti tetap berada di dalam rumah. Jelaskan bahwa Allah menyukai hamba-Nya yang sabar dan berusaha. 
- 
Menciptakan Suasana Aman dan Hangat di Rumah: Saat angin kencang di luar, ciptakan suasana yang nyaman dan hangat di dalam rumah. Misalnya, dengan membaca buku bersama, bercerita tentang kebesaran Allah, atau melakukan aktivitas keluarga lainnya yang mengalihkan perhatian dari suara angin di luar. 
Keluarga Muslim dalam Ketenangan di Tengah Angin Kencang
Bayangkan sebuah keluarga Muslim yang sedang berkumpul di ruang tengah rumah mereka yang kokoh. Di luar, suara angin menderu kencang, mungkin disertai gemuruh ranting pohon yang bergesekan. Namun, di dalam rumah, suasana justru hening dan penuh ketenangan. Ayah dan ibu duduk di tengah, dikelilingi oleh anak-anak mereka yang masih kecil. Mereka tidak panik atau menunjukkan ketakutan.
Sebaliknya, mereka bersama-sama menengadahkan tangan, memanjatkan doa kepada Allah SWT dengan suara lirih namun penuh keyakinan. Wajah-wajah mereka memancarkan ketenangan dan kepasrahan, seolah-olah angin kencang di luar tidak sedikit pun menggoyahkan iman mereka.
Anak-anak, yang awalnya mungkin sedikit cemas, kini merasa aman dalam dekapan orang tua mereka. Mereka melihat contoh nyata bagaimana beriman kepada Allah dapat membawa kedamaian di tengah badai. Mungkin salah satu anak sedang memegang mushaf Al-Qur’an kecil, sementara yang lain bersandar nyaman di pelukan ibunya. Cahaya lampu di dalam ruangan menciptakan nuansa hangat, kontras dengan kegelapan dan kedinginan di luar.
Ilustrasi ini menggambarkan esensi kebersamaan, keyakinan, dan tawakal dalam menghadapi cobaan alam, di mana rumah menjadi benteng spiritual yang kokoh di tengah gejolak dunia.
Simpulan Akhir

Dengan demikian, doa ketika angin kencang sesuai sunnah bukan sekadar rangkaian kata-kata yang diucapkan saat genting, melainkan sebuah manifestasi utuh dari ketauhidan, kesabaran, dan tawakal seorang Muslim. Mengamalkan doa ini dan memahami adab-adab yang menyertainya akan membimbing hati menuju ketenangan di tengah gejolak alam, sekaligus mempererat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Semoga setiap tiupan angin kencang menjadi pengingat akan kebesaran-Nya dan kesempatan untuk senantiasa kembali kepada ajaran Rasulullah SAW, menjadikan iman sebagai jangkar utama dalam setiap kondisi.
Kumpulan FAQ: Doa Ketika Angin Kencang Sesuai Sunnah
Apakah wajib membaca doa ini saat angin kencang?
Membaca doa ini adalah sunnah, bukan wajib. Namun, sangat dianjurkan sebagai bentuk kepatuhan dan pencarian perlindungan kepada Allah SWT.
Apakah boleh berdoa dengan bahasa Indonesia atau bahasa lain?
Ya, boleh. Selain membaca lafaz doa yang sesuai sunnah, seorang Muslim juga diperbolehkan untuk berdoa dengan bahasa apa pun yang dipahami, memohon keselamatan dan kebaikan kepada Allah SWT.
Apa yang harus dilakukan jika angin kencang disertai hujan lebat atau petir?
Selain doa angin kencang, disunnahkan juga membaca doa khusus untuk hujan lebat dan petir jika fenomena tersebut terjadi bersamaan, sebagai bentuk perlindungan yang komprehensif.
Apakah ada adab khusus setelah angin kencang mereda?
Setelah angin kencang mereda, disunnahkan untuk bersyukur kepada Allah SWT atas keselamatan yang diberikan dan mengambil pelajaran dari fenomena tersebut, serta tetap waspada.
Apakah doa ini hanya untuk Muslim yang beriman kuat?
Doa ini adalah panduan bagi setiap Muslim, tanpa memandang tingkat keimanan. Mengamalkannya adalah salah satu cara untuk memperkuat iman dan tawakal kepada Allah SWT.



